Budidaya Lobster Air Tawar (Part 2)

Jenis-Jenis Lobster Air Tawar

Terdapat ratusan jenis lobster air tawar di seluruh dunia yang tersebar di Australia, Papua, jepang, china, amerika, dan eropa. Lobster - lobster tersebut berasal dari keluarga Astacidae, Cambaridae, dan Parastacidae. Sebagian diantara jenis-jenis tersebut sudah dapat dibudidayakan di luar habitat aslinya dan dikenal dengan lobster air tawar komersial.


Beberapa jenis yang banyak dibudidayakan di Indonesia diantaranya :

Cherax quadricarinatus


Cherax quadricarinatus






Cherax quadricarinatus termasuk dalam keluarga Parastacidae.  Cherax quadricarinatus dikenal pula dengan sebutan Red claw karena ciri khas pada kedua ujung capitnya yang berwarna merah terutama pada lobster jantan. Tubuhnya didominasi oleh warna biru dengan sedikit bercak kemerahan. C. quadricarinatus sangat mudah dibedakan dari jenis cherax lainnya yaitu melalui carinaenya yang berjumlah empat.  Quadricarinatus artinya mempunyai empat buah lunas (quadric = empat, carinatus = carinae, bentukan menyerupai lunas).


carinae


Cherax quadricarinatus atau red claw di habitat aslinya dapat tumbuh hingga mencapai bobot 800-1000 gram per ekor dengan panjang 50 cm. Untuk budidaya di luar habitat aslinya diperlukan suhu air antara 20 -28 °C dengan pH 7-8. Jumlah telur yang dihasilkan dalam satu kali perkawinan mencapai 100-200 butir dan dalam satu tahun dapat menghasilkan sekitar 600 – 1000 butir.




Cherax destructor

lobster.cherax-destructor

Sama halnya dengan Cherax quadricarinatus, Cherax destructor juga termasuk dalam keluarga Parastacidae. Cherax destructor merupakan jenis lobster air tawar yang paling dikenal diantara puluhan jenis lobster air tawar  yang hidup di Australia. Jenis ini mulai diminati di Indonesia untuk dibudidayakan karena bentuknya yang eksotis dengan capit yang besar. Tubuhnya didominasi warna merah kecokelatan dengan panjang tubuh antara 20 -25 cm dan berat 200-300 gram per ekor.

Produktivitas lobster jenis ini lebih rendah bila dibandingkan dengan red claw. Perkawinan hanya berlangsung 2 kali dalam setahun dengan jumlah anakan 30 – 150 ekor dalam satu kali perkawinan. Selain itu tingkat kanibalisme lobster ini terbilang tinggi terutama saat moulting sehingga tidak banyak peternak yang membudidayakannya.


Procambarus clarkii


lobster.clarkii




Procambarus clarkii berasal dari keluarga Cambaridae. Keluarga Cambaridae merupakan keluarga lobster air tawar  yang hidup di bagian lintang utara. Procambarus clarkii sendiri berasal dari daerah Amerika Utara.

P. clarkii mempunyai warna tubuh dominan merah bata pada jantan dan oranye kemerah merahan pada betina sehingga lobster jenis ini sering disebut sebagai red swamp crayfish. Ukuran tubuh  P. clarkia lebih kecil bila dibandingkan dengan Cherax sp. Panjang tubuhnya sekitar 8-20 cm. dengan  berat antara 75 -100 gram.

P. clarkia (Red swap crayfish) diketahui mempunyai rentang toleransi yang luas  terhadap salinitas air sehingga  mereka bisa dijumpai baik di air tawar maupun air payau. Mereka kerap membuat lubang pada tepi sungai, rawa, dan tanggul saluran irigasi.

P. clarkia bersifat sangat agresif, teritorial, dan rakus, sehingga mereka bisa menjadi ancaman bagi hewan lain yang memanfaatkan sumberdaya yang sama. Mereka bahkan mampu bersaing dengan jenis-jenis crayfish lokal. Sebuah penelitian di Spanyol menunjukkan bahwa mereka mampu mengubah komunitas tumbuhan pada suatu lahan basah disana. Oleh karena itu introduksi mereka ke daerah baru perlu diperhatikan dengan seksama.


Cherax sp.

Cherax sp banyak tersebar di daerah Lembah baliem kabupaten jayawijaya. Terdapat lebih dari 12 jenis  lobster di daerah tersebut. Umumnya lobster papua berwarna kecokelatan dan sebagian ada yang berwarna oranye. Beberapa jenis diantaranya Blue Monticola , Orange Tip, Cherax Albertisi, Black Tiger dan Supered Papua

Super red Papua

superred papua

black tiger

Black tiger

Cherax Albertisi
cherax_albertisi



Orange Tip

Cherax Orange













Source : pembesaran lobster air tawar secara cepat, seri agribisnis, Penebar Swadaya


0 comments:

Post a Comment